Sore hari tertanam menjelang Langit birupun pudar perlahan Hawa beda menghirup senja Dalam renungan luapan bahagia. Ada yang mendamba, Tentang kedamaian, Ketenangan dan keharusan Tanpa sebuah pengorbanan, hidup tak ber-arah Serukan semua yang kiri Buat indah keagungan hidupnya Seperti sore ini, Begitu riuh dan damai. Sore indah Hanya kau dan aku
Minggu, 30 September 2012
Sesuai KehendakNYA
Bukankah kalau ada yang
meminta kepadamu,
kau memberinya sesuai
kehendakmu,
atau bahkan kadang tidak
memberinya sama sekali?
Mengapa kalau kamu
memohon kepadaNya,
Ia kauharuskan
memberimu sesuai
kehendakmu?
Memohonlah kepadaNya.
Ia pasti memberimu dan
biarlah Ia memberimu
sesuai kehendakNya.
By. Simbah Kakung
Jumat, 28 September 2012
Goodbye My Almost Lover
kau tlah melangkah
pergi menjauhiku yang masih
disini
menyuguhkan kesepian
menyisakan kesendirian
maka berkabunglah hati
karenanya
datanglah kesedihan bersama
perpisahan
Kasih yg belum bisa
sempurna kubahagiakan
Cinta yg hanya sekejapan
dlm kebersamaan
akankah kita dipertemukan
kembali
brsatu dlm keceriaan dan
canda tawa
mengulang kbersamaan dalam
indahnya malam-malam
mengukir kesabaran dalam untai
terangnya siang
kehangatan kita masih terasa
dalam dekapan
kelakar kita masih terbayang
dalam ingatan
namun engkau sudah sempurna
berkemas
siap melangkah tuk pergi dari
sisiku
sesaklah dada ini
beratlah beban ini
tapi engkau tak bisa dihentikan
keputusan tak bisa dibantahkan
sungguh aku akan merindukanmu
selalu menunggumu kembali
kesisiku
Yang terkasih
Yang tercinta
andaikata Tuhan bersedia
mengabulkan
kan kuminta Dia menjadikan
seluruh bulan
digantikan oleh dirimu
selamat jalan untukmu
pelipur sedihku
selamat jalan bagimu penghapus dukaku
selamat jalan padamu pujaan hatiku
terima kasih untuk semua
keceriaan
terima kasih untuk semua
kehangatan
terima kasih untuk semua
kebersamaan
terima kasih untuk semua yang
telah kita jalani bersama
Bahagiaku walau hanya sesaat kita berbagi
Semoga Kau bahagia dan slalu dlm lindunganNYA.
Rabu, 26 September 2012
Aku dan Kamu
Aku tahu kita sama-sama perih,
sama-sama pernah hancur dan
terluka, sama-sama pernah
dihianati, lalu apalagi? kita semua
pernah merasakan kesakitan yang
sama, remuk tak berbentuk.
hanya jadi pandangan para
pencibir yang sudah terbiasa
menghina dan membicarakan
keburukan orang lain...kita juga
pernah dikorek dan ditanyai
begitu tajam. tentang siapa diri
kita, apa yang pernah kita
lakukan,bagaimana masa lalu
kita, siapa orang tua kita, dimana
rumah kita lalu??? kita pernah
tidak dipercaya, kita pernah
dilempar fitnah yang
memalukan...kita memang
tangguh..bisa melewati sampai
sejauh ini.
aku dan kamu, memiliki
kesamaan. kita sama-sama
mampu bertahan dalam situasi
apapun. maka dari itu Tuhan
mempersatukan dengan cara
yang luar biasa. berapa banyak
keajaiban yang tak bisa dihitung?
kita selalu diselamatkan. karena
apa??
ingatkah kamu? kita selalu
menulis mimpi-mimpi kita dalam
sebuah buku sakti, itu adalah
buku harapan. betapa mudah
nya tuhan mengabulkan semua
pinta dan harapan kita. kau
sendiri saksinya, Tuhan maha
mendengar, Tuhan maha
mengabulkan, maha suci Alloh
dengan segala firman-Nya.
aku dan kamu tak mempunyai
apa-apa yang bisa dibanggakan,
kita hanya punya keyakinan. kita
hanya bisa menulis mimpi-mimpi
itu dan meraihnya bersama. aku
dan kamu sebelum didekatkan
seperti sekarang. apakah kau
rasa? Tuhan memberi lebih dari
ini, sangat, sangat luar biasa...
ini baru tentang kita, suatu saat
akan kuceritakan pada yang lain
tentang dirimu dan diriku. biar
mereka tak mengorek lagi
kehidupan kita yang begitu kaya
dengan pengalaman berharga.
mereka tak punya apa yang kita
punya. harta bisa habis, usaha
bisa hancur. tapi pengalaman tak
akan pernah hancur...
hapus sudah semua hal yang bisa
membuat kesakitan itu kembali.
terlalu indah untuk dicoreti
dengan masa lalu yang telah
menusuk kita. tutup sudah, masih
banyak lembaran yang harus
dicoreti oleh mimpi besar kita,
kita harus mewujudkannya,
biarlah yang sudah-sudah
menjadi sejarah...
AKU DAN KAMU ADALAH KITA
selamanya...
Kamis, 20 September 2012
Diam
Diam tak berarti marah…
Diam tak berarti sendu
Diam tak berarti pilu
Diam juga tak berarti takut atau
terasing…
Hanya…
Ada yang harus dijaga
Dalam hening waktu bicara
Dalam ukiran harap mengangkasa
Dalam jenak meniti do'a
Aku masih disini…
Terpaku menatap raga
Mencoba menata kembali ‘tuk
menjaga hati…
Agar rasaku kepadamu tak
melebihi kecintaanku pada
Rabbku
Aku mencoba merenungi kembali
tentang perasaanku
yang sampai sekarang aku tak
kuasa untuk menyampaikan
Bukannya aku tak berani
Bukan pula aku munafik ataupun
tak mau jujur padamu
Tapi, aku hanya mencoba
menyimpan perasaan ini
Sampai kelak waktunya tiba…
Sahabatku pun pernah berkata,
"Aku milik-Nya, dia pun milik-Nya.
Biarkan Sang Pemilik berbuat
sesuka atas apa yang menjadi
kepemilikan-Nya..."
Aku diam…
Terpejam…
Agar nyala lentera suci itu tetap
terjaga
Bagai janji setiaku padaNya…
Langganan:
Postingan (Atom)