Minggu, 30 September 2012

Sesuai KehendakNYA

Bukankah kalau ada yang meminta kepadamu, kau memberinya sesuai kehendakmu, atau bahkan kadang tidak memberinya sama sekali? Mengapa kalau kamu memohon kepadaNya, Ia kauharuskan memberimu sesuai kehendakmu? Memohonlah kepadaNya. Ia pasti memberimu dan biarlah Ia memberimu sesuai kehendakNya. By. Simbah Kakung

Jumat, 28 September 2012

Goodbye My Almost Lover

kau tlah melangkah pergi menjauhiku yang masih disini menyuguhkan kesepian menyisakan kesendirian maka berkabunglah hati karenanya datanglah kesedihan bersama perpisahan Kasih yg belum bisa sempurna kubahagiakan Cinta yg hanya sekejapan dlm kebersamaan akankah kita dipertemukan kembali brsatu dlm keceriaan dan canda tawa mengulang kbersamaan dalam indahnya malam-malam mengukir kesabaran dalam untai terangnya siang kehangatan kita masih terasa dalam dekapan kelakar kita masih terbayang dalam ingatan namun engkau sudah sempurna berkemas siap melangkah tuk pergi dari sisiku sesaklah dada ini beratlah beban ini tapi engkau tak bisa dihentikan keputusan tak bisa dibantahkan sungguh aku akan merindukanmu selalu menunggumu kembali kesisiku Yang terkasih Yang tercinta andaikata Tuhan bersedia mengabulkan kan kuminta Dia menjadikan seluruh bulan digantikan oleh dirimu selamat jalan untukmu pelipur sedihku selamat jalan bagimu penghapus dukaku selamat jalan padamu pujaan hatiku terima kasih untuk semua keceriaan terima kasih untuk semua kehangatan terima kasih untuk semua kebersamaan terima kasih untuk semua yang telah kita jalani bersama Bahagiaku walau hanya sesaat kita berbagi Semoga Kau bahagia dan slalu dlm lindunganNYA.

Rabu, 26 September 2012

Aku dan Kamu

Aku tahu kita sama-sama perih, sama-sama pernah hancur dan terluka, sama-sama pernah dihianati, lalu apalagi? kita semua pernah merasakan kesakitan yang sama, remuk tak berbentuk. hanya jadi pandangan para pencibir yang sudah terbiasa menghina dan membicarakan keburukan orang lain...kita juga pernah dikorek dan ditanyai begitu tajam. tentang siapa diri kita, apa yang pernah kita lakukan,bagaimana masa lalu kita, siapa orang tua kita, dimana rumah kita lalu??? kita pernah tidak dipercaya, kita pernah dilempar fitnah yang memalukan...kita memang tangguh..bisa melewati sampai sejauh ini. aku dan kamu, memiliki kesamaan. kita sama-sama mampu bertahan dalam situasi apapun. maka dari itu Tuhan mempersatukan dengan cara yang luar biasa. berapa banyak keajaiban yang tak bisa dihitung? kita selalu diselamatkan. karena apa?? ingatkah kamu? kita selalu menulis mimpi-mimpi kita dalam sebuah buku sakti, itu adalah buku harapan. betapa mudah nya tuhan mengabulkan semua pinta dan harapan kita. kau sendiri saksinya, Tuhan maha mendengar, Tuhan maha mengabulkan, maha suci Alloh dengan segala firman-Nya. aku dan kamu tak mempunyai apa-apa yang bisa dibanggakan, kita hanya punya keyakinan. kita hanya bisa menulis mimpi-mimpi itu dan meraihnya bersama. aku dan kamu sebelum didekatkan seperti sekarang. apakah kau rasa? Tuhan memberi lebih dari ini, sangat, sangat luar biasa... ini baru tentang kita, suatu saat akan kuceritakan pada yang lain tentang dirimu dan diriku. biar mereka tak mengorek lagi kehidupan kita yang begitu kaya dengan pengalaman berharga. mereka tak punya apa yang kita punya. harta bisa habis, usaha bisa hancur. tapi pengalaman tak akan pernah hancur... hapus sudah semua hal yang bisa membuat kesakitan itu kembali. terlalu indah untuk dicoreti dengan masa lalu yang telah menusuk kita. tutup sudah, masih banyak lembaran yang harus dicoreti oleh mimpi besar kita, kita harus mewujudkannya, biarlah yang sudah-sudah menjadi sejarah... AKU DAN KAMU ADALAH KITA selamanya...

Kamis, 20 September 2012

Diam

Diam tak berarti marah… Diam tak berarti sendu Diam tak berarti pilu Diam juga tak berarti takut atau terasing… Hanya… Ada yang harus dijaga Dalam hening waktu bicara Dalam ukiran harap mengangkasa Dalam jenak meniti do'a Aku masih disini… Terpaku menatap raga Mencoba menata kembali ‘tuk menjaga hati… Agar rasaku kepadamu tak melebihi kecintaanku pada Rabbku Aku mencoba merenungi kembali tentang perasaanku yang sampai sekarang aku tak kuasa untuk menyampaikan Bukannya aku tak berani Bukan pula aku munafik ataupun tak mau jujur padamu Tapi, aku hanya mencoba menyimpan perasaan ini Sampai kelak waktunya tiba… Sahabatku pun pernah berkata, "Aku milik-Nya, dia pun milik-Nya. Biarkan Sang Pemilik berbuat sesuka atas apa yang menjadi kepemilikan-Nya..." Aku diam… Terpejam… Agar nyala lentera suci itu tetap terjaga Bagai janji setiaku padaNya…